Sabtu, 29 Oktober 2011

Anak-anak kehilangan lagu-lagunya

Masih inget lagu standar masa kecil semacam Balonku, Lihat Kebunku, Bintang Kecil, dan untuk yang level agak berat kayak Bintang Kejora? Bagi anak kecil hingga era 90-an, cuma bocah gele yang gak apal lagu-lagu ini. Bahkan sampe sekarang, saat mandi pun gw masih suka nyanyi pelangi pelangi. Namun mirisnya, popularitas lagu anak-anak di masa sekarang kian tenggelam. Ayo tabokan, bahkan mereka mungkin nggak tau lagu Susan.

Lagu-lagu generasi kecil kini bukan lagi berkisar sekitar ciptaan AT Mahmud dan Bu Kasur. Sudah jarang maestro musik yang mencipta lagu berirama ringan yang isinya memang sangat anak-anak. Lagu anak-anak terakhir (yang gw tau) yang sangat populer hingga kalangan bocah SMP seperti gw saat itu, adalah lagu Tikus Makan Sabun. Kontroversial memang, bagaimana mungkin tikus sebegitu begonya makanin sabun. Si Noni menyanyikannya dengan menggemaskan. Pantat megal megol pake pampers. Gak lama setelah masa kejayaannya, doski raib. Ilang. Entah siapa yang 'menculik' Noni dan Noni Noni lainnya.

Belum lama, sekitar sebulan yang lalu, gw ngaso di sekret sambil denger radio. Entah channel mana, radio itu lagi mengudara di segmen anak-anak. Ada 2 anak yang ditanya-tanya oleh penyiar. Si bocah cowok lebih talkative daripada si bocah cewek.

Mulanya mereka diminta nyanyi lagu Balonku. Oke, aman. Selanjutnya Lihat Kebunku. Sedikit ngaco di bagian warnanya. Tapi overall mereka bisa menyelesaikan lagunya. Giliran disuruh nyanyi lagu anak-anak lagi, mereka menyerah. 2 bocah ini lebih memilih menyanyikan lagu Baby by JeBeh. Lancar sekali sodara sodara, walau nggak fasih.

Lalu si penyiar ini ketawa. Wajar doski ketawa. Lagu semudah Abang Tukang Bakso bahkan sulit diselesaikan oleh anak kecil. Mereka lebih jago melafalkan lirik-lirik JeBeh yang mungkin belum mereka paham betul artinya. Yakin deh. Kecuali mereka kursus di LIA atau EF sejak lahir. Dan belajar ilmu asmara dari mamah papahnya sejak Playgroup.

Dan berikutnya baru gw alamin kemaren siang di kampus. Lagi duduk-duduk imut di pinggir lapangan (sebut saja ngeceng), datanglah si Sulis. Doski ini anak dari bapak Mie Ayam yang jualan di kantin. Cantiiiikkk banget ni bocah.






Iseng, gw nyuruh doski nyanyi apa aja. Gw rekam pake hape, biar Sulis bisa denger ulang rekaman suaranya. Lagu pertama yang melucur tanpa ngadat dari mulutnya adalah Dilema by Cherrybelle. Gw cukup terhenyak. Umur gw hampir 15 tahun diatasnya tapi sama sekali gak apal lirik ini. Sementara doski lancar banget nyanyinya. Tapi gw yakin pasti, Sulis bener-bener gak ngerti arti lagu ini. Gw aja gak ngerti.

Dilanjutkan dengan lagu 7 Icon dan Smash. Rupanya Sulis ini penggemar boy-girlband sejati. Apa memang lagu itu yang terus diputar setiap hari dirumahnya? Doski sahabat dahsyat? Anak inbox? Lalala yeyeye???

Gw penasaran apa Sulis juga tau lagu anak-anak? Akhirnya gw test dengan beberapa lagu
  • Bintang kecil. Nada kacau total!
  • Balonku ada 5. Alhamdulillah lulus
  • Pelangi Pelangi. Nggak hafal! Ini parah
  • Lihat Kebunku. Krik... Doski nggak tau
Setelah itu Sulis menyerah "Kak udahan ah nyanyinya," Tapi gw terus membujuk dengan mengatakan, nyanyi itu bikin seneng. Dan memancingnya untuk menyanyikan lagi lagu yang doski tau.

"Aku mau nyanyi "Hari ini Ku Gembira","

Gw mengernyitkan dahi. Lagu apaan? "Yaudah.."

"Hari ini ku gembira. Melangkah di udara. Pak pos membawa berita dari yang ku damba..."

Hampir gw ngejengkang ke belakang. Kenapa doski bisa tau taunya sama lagu ini???

"Kamu tau lagu itu darimana?"

"Di tivi kak yang nyanyi itu yang cewek,"

Gw nggak tau cewek mana yang doski maksud, sementara Vina Panduwinata sudah terlampau tua untuk dikatakan sebagai 'cewek'.

Jangan heran kenapa anak sekarang banyak dikatakan 'Pendewasaan Dini', orang hiburan berupa lagu dan tayangan yang mereka nikmati setiap hari aja berunsur tahapan Remaja --> Alay --> Dewasa. Belum lagi peran besar teknologi yang membuat mereka makin makinan tersesat jati dirinya. Entah kapan industri hiburan anak-anak mau melek dan bangkit untuk memulihkan kodrat anak-anak yang belum waktunya tau soal Dilema, Playboy, apalagi Surat Cinta.