Minggu, 16 September 2012

Celoteh Sotoy Pilgub 2012

Gw log in sambil nyengir nyengir. Ngerasa tega aja nelantarin blog. 9 bulan gitu hiatusnya. Bahkan lebih aktif si Mamat. Udah waktunya ngelahirin entri baru.

Pilgub putaran kedua akan tiba sebentar lagi, 20 September nanti. Jujur aja, dari dulu juga nggak pernah respect sama Pilgub DKI. Calonnya banyak abis! Mau nyalon jadi Cagub apa bikin boyband? Mana calonnya awam, palingan F-N, H-D, sama J-A doang yang agak ngeh. Apalagi Mr. F lah ya secara doski kemaren juga Gubernur DKI Jakarta. Oke mungkin karena gw anak FISIP yang berkhianat, malas mengamati tokoh politik.

Ternyata, masih ada putaran kedua Pilgub ini. WTF! Emang kenapa nggak langsung jadiin aja itu nama yang pollingnya paling banyak? Konspirasi politik? Celah buat nilep dana lagi? Yang ini beneran gw nggak ngerti kenapa. Tolong yang tau, jelasin ke gw.

Belakangan ini media massa mulai ramai memberitakan kejelekan masing-masing calon. Terutama akun-akun anonymous di twitter. Sebut saja salah satunya, @TrioMacan2000 yang gw follow. Mulanya dia kultwit mengenai boroknya Foke dan kumisnya. Kumis disini maksud gw arogansi. Mr. F ini, seperti yang sudah kita lihat performanya lima tahun ke belakang, menyisakan banyak pembangunan yang belum selesai. PRJ yang tiap tahunnya nggak pernah sepi pengunjung, ternyata mengalami defisit. Kemana aja ya itu uang muternya?

Belum lagi saat kampanye, Mr. F nggak bisa orasi secara fair. Bukan hanya desas desus media massa, temen gw sendiri nyaksiin dia bilang "Lo nyoblos siapa? Kalau coblos Jokowi mending bikin rumah sana di Solo."

Agak lucu ya, kayak ngambek

Calon yang satu lagi lebih lucu, Jokowi-Ahok. Selama ini, citra Mr. J sungguh luar biasa kemilau. Kalo ngutip istilahnya Rangga Smash, Mr. J ini specta! Pencitraannya kepada rakyat Solo, lanjut ke wilayah Jakarta, nyaris nggak bercacat. Sampai ada ghost writer yang bikin buku tentang dia. Kece abis dah.

Setelah beberapa kultwit yang dishare Om Can mengenai borok Mr. F, tim mereka mulai mengelotoki kulit palsu pasangan J-A. Mulai dari Mr. J dulu. Secara mengejutkan, ternyata selama masa kepemimpinannya, tingkat kemiskinan Solo terbilang tinggi. Bisa dibilang, Mr. J hanya menjamah permukaan Solo, namun tidak menyelami sebenarnya apa yang menjadi prioritas. Hanya program populis yang diterapkan.

Masa baktinya di Solo pun belum rampung. Doski keburu tergiur pengen pimpin Jakarta. Yang gw sanksikan, mampukah Mr. J ngurus Jakarta yang besarnya berkali-kali lipatnya Solo? Bisa nggak dia kurangin dikitlah pencitraannya itu, dan bener-bener serius bikin peta pembenahan, tentukan prioritas, dan laksanakan tuntutan warga Jakarta? Belum lagi, masih menurut tweetnya Om Can, banyak tokoh dibalik Mr. J. Ada beberapa nama yang disebutkannya, yang tak asing bagi gw. Kemungkinan besar, kayaknya sih mutlak, Mr. J didukung penuh menjadi Gubernur baru DKI Jakarta demi kepentingan politik makhluk-makhluk besar ini.

Wakil yang mendampinginya pun nggak kalah gokil. Mr. A ini pernah tercatat memiliki sejarah kriminal terkait tambang liar. Dia alihkan fungsi hutan lindung jadi resort pribadi. Sama seperti Mr. J, Mr. A juga pernah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai Bupati Belitung Timur yang baru setahun, demi menyalonkan diri menjadi Gubernur Bangka Belitung. Dia pergi meninggalkan hutang yang mau tak mau harus ditanggung pemerintahan setelahnya. Dalam Pilkada Bangka Belitung ini pun dia kalah. Citranya udah jelek banget di daerah Sumatera sana.

Dari keterangan-keterangan diatas yang gw pelajari dari tweetnya Om Can, masih mungkinkah warga Jakarta memilih? Bagai buah simalakama, yang satu mafia, yang satunya lagi boneka. Tinggal rajin-rajinnya warga Jakarta berdoa aja, biar terbuka mata hati pemimpin Jakarta lima tahun mendatang. Biar tobat. Jangan sampe sebelum tobat udah kejaring KPK, berujung di penjara.

Tapi satu yang gw sayangkan. Kenapa sekarang Om Can ngasih infonya jadi nggak berimbang, terlampau memojokkan J-A. Oke gw tau mereka buruk. Tapi F-N kan nggak waras juga. Wajar aja kalo followersnya malah nuduh doski tim suksesnya J-A.

Agak ngerasa beruntung gw gak perlu risau, galau, dan merana untuk menentukan pilihan nomor apa yang perlu gw coblos. Domisili bukan Jakarta. Eh tapi setelah mikir-mikir, kayaknya gw ini cukup mudah terprovokasi juga ya?