Yak, setelah blog ini terbengkalai sekian abad karena pemiliknya super sibuk dengan dunianya yang nyata namun pilu penuh rintihan, gw kembali. Dengan suatu kabar. Cukup mencengangkan.
Guess what!
Gw diterima jadi calon reporter kompas.com.
Calon reporter. Artinya belom jadi reporter. Baru calon. Ibarat kata masih pedekate gitu. Tapi pedekatenya lama. Super-lama.
Proses rekrutmennya terbilang kilat. Tanggal 4 Februari kemaren gw interview di kantor Kompas di Palmerah. Berangkat dari rumah jam 6 naik Commuter Line, nyampe jam 10. Telat setengah jam, gegara salah perhitungan jadwal kereta.
Kompetitor gw ada yang udah kerja di media online. Ada yang pernah magang di kompas. Lah gw? Rada ciyut. Gw lebih siap nerima kabar gw nggak diterima.
Besoknya dapet panggilan lagi untuk psikotest dan skill test. Sesuatu yang gw khawatirkan dalam sistem rekrutmen itupun nomplok di depan mata. Tes gambar. Nightmare.
Gw bodo amat sama gambar-gambar itu. Yang penting kelar.
Senin kemarin, ditelponlah gw sama orang sana. Dikabarin bahwa gw lolos.
Respon gw? Gamang. Galau. Mules.
Satu sisi gw seneng. One step closer jadi wartawan suatu media terkemuka.
Sisi lain, gw menjerit. Bisakah gw ngelewatinnya? Bisakah gw menuhin target tulisan? Dengan deadline yang lebih ngepress dari Aspirasi, medan yang jauh lebih luas, bikin naskah sistem kebut karena ini media online, bisakah si Ambar?
Ini yang bikin gw mules abis ditelpon.
Pada akhirnya gw mikir, nggak ada gunanya sih khawatirin semua yang belom dijalanin.
'Kan lo suka tantangan. Kan lo suka sesuatu yang baru. Mungkin pas dijalanin, nggak bakal seberat itu.'
Kalimat itu pasang surut dalem pikiran gw. Kadang siap. Kadang jiper.
Dan, mall yang di Serpong itu juga tak kunjung menghubungi. Mungkin gw kalah. Tuhan selalu tau apa yang pantas buat umatNya.
Oh iya, berarti cantelan 'Fussy Jobless' untuk judul-judul postingan selanjutnya ditiadakan. Yess!
2 komentar:
Alhamdulillah :)
Alhamdulillah, Dan.
Aaaakkk apa kabar? :))
Posting Komentar